Blomkamp tidak menginginkan jika robot sensitive miliknya hanya mengandalkan CGI. Ia juga membutuhkan gerakan nyata dari seorang actor dan ia mengandalkan Copley untuk itu. “Bagian yang paling membuatku terkesan adalah mereka menangkap dan memanipulasi secara visual semua gerakanku. Mereka menggunakan semua yang kulakukan. Aku tidak pernah yakin akan seperti apa jadinya, tapi jumlah bagian diriku dalam karakter ini luar biasa,” demikian Copley mengisahkan pengalaman pertamanya dengan performance capture, “Ini adalah pengalaman yang luar biasa karena sangat berbeda dengan apa yang pernah kulakukan sebelumnya. Aku melakukan ini tanpa sama sekali memikirkan soal penampilan, sesuatu yang normalnya sangat diperhatikan seorang actor.”
Secara tidak langsung Blomkamp harus sangat berterima kasih dengan Andy Serkis, orang yang telah merevolusi sinema dunia dengan motion-capture, yang kemudian ia revolusi lagi menjadi performance-capture. Jika motion-capture lebih banyak digunakan untuk menangkap ekspresi seorang actor, maka performance-capture membutuhkan gerakan seluruh tubuh dari sang actor untuk ditangkap dan membuat mereka juga dapat langsung berinteraksi langsung dengan actor sungguhan. Seperti yang telah dipamerkan Serkis dalam Dawn Of Ther Planet Of The Apes.
Di luar kolaborasi kesekian kalinya antara Blomkamp dan Copley, muncul juga nama Dev Patel di tengah-tengah mereka. Actor asal inggris berdarah India ini berperan sebagai Deon Wilson, ilmuwan muda yang bertanggung jawab dalam menanamkan perasaan dan emosi pada Chappie. Setelah tampil mengesankan di Slumdog Millionaire arahan Danny Boyle, ia malah terlibat dalam The Last Airbender dari M. Night Shyamalan yang sangat mengecewakan. Beruntung ia segera mengembalikan kariernya ke jalan yang benar sebagai Sonny Kapoor di The Best Exotic Marigold Hotel dari John Madden. Tapi ia tak pernah menyesal dan menganggap The Last Airbender sebagai pelajaran penting dalam kariernya. “Aku sama sekali tidak menyesalinya. Aku belajar banyak hal penting di The Last Airbender dan mendapat pengalaman luar biasa dalam hal publikasi dan promosi. Itu juga pekerjaan pertamaku di Amerika,” kata Patel.
Sementara untuk Chappie, Patel punya keyakinan cukup besar dengan proyek ini, “Ini adalah film berbudget 50 juta dollar, cukup mahal sebagai film indie, tapi sangat kecil jika dibandingkan The Last Airbender. Ada hati dan keunikan di dalam ceritanya. Aku adalah orang yang sangat berorientasi pada sutradara, actor dan naskah dalam memilih film.”
“Ini lebih dekat dengan District 9 daripada Elysium, terutama dari rasa komedinya. Sebagian proses syutingnya dilakukan di Johannesburg, Afrika Selatan. Chappie juga sangat intens, tapi ini adalah film gila tentang robot dan gangster, “ Ujar Patel memberikan pandangan lebih dalam tentang Chappie.
Seperti yang telah disebutkan Blomkamp di bagian awal tadi, Patel pun menyinggung soal komedi. “Ada elemen komedi di dalamnya. Di sana juga ada elemen dramatis, sci-fi yang luar biasa dan action. Ini seperti kumpulan emosi yang disajikan dalam satu mangkok besar,” tambahnya. Sebenarnya belum terlalu jelas komedi seperti apa yang dimaksud, tapi kami punya kecurigaan bahwa ini adalah black comedy seperti apa Blomkamp sajikan sebelumnya di District 9.
Kisah tentang robot yang memiliki emosi dan perasaan, kemudian bertualang dan mempertanyakan tentang arti menjadi makhluk hidup jelas sudah using. Sudah terlalu banyak film yang mengangkat tema tersebut, bahkan dengan tone dan atmosfer yang berbeda-beda. Tapi inti utama ceritanya selalu sama. Disinilah peran dari Hugh Jackman dan Sigourney Weaver untuk membuat Chappie sedikit berbedda. Jika Copley dan Patel sepertinya akan sangat berperan dalam memberikan elemen emosi yang kuat, maka Jackman akan menyumbangkan banyak elemen action untuk film ini.
Setelah Real Steel, inilah kali kedua Jackman akan kembali berurusan dengan robot. Tapi jika sebelumnya ia berteman baik dan mengendalikan penuh sang robot, kali ini ia justru harus memburu sang robot.
Sebagai Vincent Moore, orang kepercayaan pihak militer untuk menangani kasus Chappie yang dianggap mengancam umat manusia dengan kecerdasannya, Jackman tidak lagi mengandalkan cakar adamantium sebagai senjatanya, justru rambut mulletnya yang mencuri perhatian. Jatah terbesar bagian “human versus robot” di Chappie menjadi miliknya. Dan sepertinya rambut mullet Jackman juga akan berkontribusi dalam mendatangkan penonton yang tidak sedikit.
Well, kita memang tidak bisa menyalahkan pihak militer jika mereka khawatir dengan sebuah robot yang memiliki emosi, kemampuan berpikir dan berkembang. Sudah terlalu banyak film sci-fi yang memberikan contoh buruk dari akibatnya. Sebenarnya ini seperti bentuk metafora dari bagaimana masyarakat bereaksi atau sesuatu yang tidak mereka ketahui sebelumnya. Yap, kami sebenarnya tidak pernah benar-benar percaya jika Blomkamp menyebut film ini tidak akan memiliki unsur politik dan social di dalamnya.
Selain Jackman, masih ada Weaver sebagai manusia yang paling khawatir dengan keberadaan Chappie di tengah-tengah masyarakat. Jika Vincent milik Jackman adalah sang executor perburuan Chappie, maka Weaver adalah sang pemberi perintah. “Robot dapat mengakhiri eksistensi umat manusia. Hancurkan robot itu, bakarlah hingga menjadi abu!” adalah seruan karakter Weaver kepada Vincent di Trailernya. Dan jika kau sudah melihat trailer tersebut, penampilan Weaver mungkin sedikit mengingatkan kita pada karakter Jodie Foster di Elysium. Sebagai salah satu wanita terkeren yang pernah menghadapi salah satu alien terganas dalam sejarah, Weaver jelas memiliki alas an kuat untuk sangat peduli dengan keberadaan umat manusia.
Dengan Blomkamp yang kembali ke lingkungan yang mampu memaksimalkan potensi kreatifnya, bekerja sama dengan orang-orang yang paling ia percayai di industry film dan keterlibatan actor-aktor yang telah berpengalaman dengan pertarungan di dunia sci-fi termasuk pertarungan antar spesies – Chappie punya banyak hal untuk kita nantikan. Produser Simon Kinberg juga punya keyakinannya sendiri terhadap film ini, “Sejujurnya, aku akan mengatakan ini adalah film paling orisinal, unik, liar dan provokatif yang akan kau tonton. Ini seperti Neil yang telah dilepaskan. Ini adalah film yang sangat tertata rapi.”
Mengatakan “Paling orisinal, unik, liar dan provokatif” adalah sesuatu yang cukup berlebihan dan memberikan patokan terlalu tinggi untuk film ini. Tapi kita juga sudah pernah melihat film yang mampu melewati patokan tinggi. Dan sejujurnya, siapa yang pernah menyangka jika District 9 akan sangat fenomenal? Blomkamp adalah sutradara yang harus selalu kita perhitungkan.
Credit to : Krishna Mahendra (af)
CHAPPIE : ROBOT POLISI DENGAN KESADARAN DAN HATI NURANI part 1
Join This Site Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon